Saat ini sedang musim demam batu akik, sangat jelas terlihat dari banyaknya para penggemar batu akik khususnya laki-laki dari berbagai usia dari anak-anak hingga orang tua. tidak kalah dengan para pria, wanita pun ikut demam batu akik. Berbagai jenis perhiasan kini terdapat batu akik sebagai pelengkap atau pemanis. dari muali cincin hingga jam tangan sekarang sering ditemukan memakai batu akik.
Permintaan meningkat, harga batu mulia asal Jawa Barat pun melambung tinggi. Namun, belum semua pihak menikmati lonjakan harga tersebut. Pamor batu mulia asal Jabar, telah bersinar sejak tahun 1970-an. Daerah penghasilnya tersebar dari Provinsi Banten menuju selatan Jabar. Mulai dari Sukabumi, sebagian wilayah Bogor, Cianjur, Garut, Tasikmalaya, hingga Ciamis.
BEBERAPA bulan terakhir, demam batu mulia, batuan bercorak atau batu akik hingga batuan alam polesan makin digandrungi berbagai kalangan di Indonesia. Mulai dari pejabat, pegawai negeri, polisi, TNI, jaksa, petani, karyawan pabrik, guru, dokter hingga pengusaha euforia dengan batu.
Fenomena ini cukup menarik mengingat di era 80-an hingga 90-an, batu akik di Indonesia identik dengan mistik dan juga dianggap sebagai perhiasan murah yang dijual di emperan toko. Batu akik banyak dipakai kaum marjinal yang tidak sanggup membeli emas namun ingin tetap bergaya. Pemakai batu akik bahkan diidentikkan sebagai dukun karena mengangap batu akik bertuah dan punya daya magis. Meski masih ada yang berbau klenik, saat ini terjadi pergeseran karena sebagian penggemar mulai melihat sebagai estetika.
Ya, semakin banyak penggemar batu akik berdampak bergairahnya pasar. Permintaan batu utamanya batuan khas Garut dan Banten cukup tinggi. Sejumlah workshop maupun perajin batu akik selalu dipadati pengunjung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar