Selasa, 17 Februari 2015

SAMBIL NYELAM NYARI BATU AKIK





Sebuah sungai dimanapun pastilah mempunyai peran yang sangat vital bagi masyarakat, apalagi pada zaman dahulu, banyak kegiatan yang bertumpu pada keberadaan sungai, bahkan peninggalan peradaban zaman purba banyak ditemukan di daerah sungai daripada di tempat-tempat lainnya. Di Kabupaten Sumedang dan sekitarnya, sungai yang memiliki peran sangat vital bagi masyarakat dari masa lalu sampai sekarang diantaranya adalah Sungai Cimanuk.

Beberapa sumber mengakatakan bahwa Sungai Cimanuk adalah sungai yang berhulu di kaki Gunung Papandayan Kabupaten Garut pada ketinggian +-1200 di atas permukaan laut, mengalir ke arah timur laut sepanjang 180 km dan bermuara di Laut Jawa di Kabupaten Indramayu, semakin ke hilir Sungai Cimanuk ini semakin lebar, itu sebabnya pada abad ke-16 muara sungai ini menjadi salah satu pelabuhan milik Kerajaan Sunda yang paling ramai. Dengan aliran sungai sepanjang 180 km, Sungai Cimanuk ini melintasi beberapa kabupaten yaitu Garut, Sumedang, Majalengka, Indramayu, dan Cirebon.

Dari zaman dulu fungsi utama sungai ini bagi penduduk sekitarnya adalah untuk keperluan irigasi dan sarana pengairan lainnya, namun kebanyakan airnya tak termanfaatkan dengan maksimal dan mengalir begitu saja ke laut, melihat potensinya yang cukup besar, dan untuk mengefektifkan pemakaian airnya agar tidak langsung terbuang ke laut, dibangunlah Waduk Jatigede yang saat ini masih dalam proses pembangunan.


Demam batu akik kini tengah melanda masyarakat Indonesia. Tak terkecuali warga Jawa Barat, termasuk Kab. Sumedang. Batu akik kini digandrungi semua golongan dan strata sosial. Dari mulai pejabat, polisi, tentara, pengusaha, pedagang, guru hingga masyarakat umum lainnya.

Tak hanya orang dewasa, kawula muda pun ikut “tertular” demam batu akik tersebut. Sepertinya, tren batu akik kini tak sebatas memperlihatkan strata sosial, melainkan sudah menjadi bagian dari life style utamanya bagi kaum adam. Selain bisa menambah kewibawaan dan kegagahan, juga bisa menambah percaya diri bagi si pemakainya.



Booming batu akik saat ini, seiring batu akik lokal asal nusantara kini banyak diburu para kolektor dan buyers dari mancanegara. Sebab, kualitasnya tak kalah bersaing bahkan nyaris menyamai kualitas batu permata dari luar negeri, seperti safir, rubi dan pirus dari Birma, Thailand, Afrika, Iran dan beberapa negara lainnya.



Beberapa jenis batu akik lokal Indonesia ternama dan sedang tren saat ini, seperti halnya bacan jenis bacan doko dan bacan palamea dari daerah Bacan, Kepulauan Halmahera, Maluku.



Tak kalah pamor, batu akik hijau ohen dari Bungbulang, Garut, batu giok aceh, kalimaya dari Lebak, Banten, kecubung dari Kalimantan dan satam dari Pulau Belitung.


Nah dewasa ini peran cimanuk bertambah lagi, bari warganya yang sekarang bukan lagi sambil menyelam minur air akan tetapi sambil menyelam mencari batu akik. benar sekali warga sekitar Kabupaten Sumedang sekarang ini sedang banyak mencari bahan batu lokal. Dan yang paling diminati adalah batu hasil dari daerah sungai Cimanuk ini. Batuan dari daerah ini bisa dikatakan sedikit persis dengan batuan dari garut. untuk sekelas batu lokal, batu sumedang memiliki tingkat kekerasan sampai 7 skala mohs.


Berbagai jenis bahan batu akik telah ditemukan di daerah cimanuk ini, diantaranya pancawarna sumedang, batu jasper atau hanya mirip saja, giok dan bahkan ada batuan yang memiliki butiran mas, hanya belem diketahui apakah cocok untuk bahan batu akik.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MEMASTIKAN KEASLIAN BATU AKIK

Demam batu akik  masih saja belum surut melanda nusantara. Sejak akhir tahun 2014 sampai sekarang pertengahan tahun 2015  dema...