Dahaulu kala sebelum masyarakat Indonesia menggemari perhiasan yang menggunakan batu mulia, Batu bacan sudah banyak dikenal. Usut punya usut ternyata batu indah ini digunakan sebagai perhiasan pada masa kesultanan Maluku. Nama bacan itu sendiri diambil dari nama pulau yaitu "pulau Bacan" yang terletak di sebelah barat daya pulau Halmahera.
Ternyata, pada awalnya batu bacan tidak ditambang di pulau bacan itu sendiri akan tetapi ditambang di sebuah pulau yang bernama pulau kasiruta yang teletak di sebelah barat pulau bacan. Nama bacan lebih terkenal daripada kasiruta yang padahal adalah pusat penambangan batu bacan dikarenakan pulau bacan adalah bertepatan dengan letak Labuha yang kebetulan adalah ibukota kabupaten Halmahera Selatan. Walaupun demikian, desa-desa yang ada di Pulau Kasiruta yang menjadi tempat penambangan batu ini juga diikutkan misalnya Bacan Doko yang mengacu pada Desa Doko yang justru terdapat di Kasiruta.
Batu mulia krisokola ini ternyata ditemukan juga tersebar di tujuh lokasi meliputi wilayah empat desa. Potensi batu mulia di Pulau Kasiruta terpusat di bagian barat pulau Kasiruta, terutama di sekitar wilayah Desa Palamea, Desa Doko, Desa Bisori dan Desa Imbuimbu.
Begitu terkenalnya batu bacan sehingga batu mulia ini menjadi cinderamata berharga yang diberikan kepada berbagai pemimpin dunia. Beberapa diantaranya adalah Presiden Soekarno saat mengunjungi Pulau Bacan. Juga dijadikan hadiah oleh Presiden SBY kepada Presiden Amerika, Barrack Obama dalam sebuah pertemuan di Bali.
Popularitas batu bacan semakin terangkat pada tahun 1994 ketika pasar luar negeri mulai memburu batu jenis ini. Dan mencapai puncaknya sejak tahun 2005 lalu hingga saat ini yang telah menjadi incaran para pecinta batu akik dari seluruh pelosok dunia.
Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan berencana membangun monumen batu bacan di Kota Labuha yang ditujukan untuk memperkenalkan Halmahera Selatan sebagai pusat batu akik di Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar